Pengikut

Sejarah Bahasa Aksara di Lombok

Lorem Ipsum Dollor Sit Amet Lorem Ipsum Dollor Sit Amet Lorem Ipsum Dollor Sit Amet Lorem Ipsum Dollor Sit Amet.

Sejarah Disain Grafis

Lorem Ipsum Dollor Sit Amet Lorem Ipsum Dollor Sit Amet Lorem Ipsum Dollor Sit Amet Lorem Ipsum Dollor Sit Amet .

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 14 April 2016

Tentunya poster iklan merupakan sesuatu yang sering kita lihat kalau kita bepergian, poster-poster seperti ini banyak sekali kita jumpai dipinggir-pinggir jalan. Selain itu, poster yang mempromosikan produk-produk yang dijual juga banyak di pertokoan-pertokoan, mall-mall, pasar-pasar dan tempat-tempat lainnya. Dan dibawah ini adalah contoh poster iklan paling kreatif nan inspiratif, simaklah:


Pengertian Poster

contoh bentuk foster
Sebelum kita melihat beberapa contoh poster iklan paling kreatif nan inspiratif, ada baiknya kita mengenali pengertian poster terlebih dahulu. Secara garis besarnya poster diartikan sebagai sebuah media publikasi dan sosialisasi yang terdiri atas kata-kata, gambar-gambar atau gabungan antara keduanya yang umumnya dipasang ditempat-tempat umum untuk menyampaikan sesuatu atau pesan.

Pictograph dan Ideograph

1. Pictograph

Piktogram adalah suatu ideogram yang menyampaikan suatu makna melalui penampakan gambar yang menyerupai/meniru keadaan fisik objek yang sebenarnya. Tanda atau gambar yang termasuk piktogram disebut piktograf. Contoh suatu piktograf meliputi gambar-gambar kuno dan lukisan prasejarah yang ditemukan dalam dinding gua. Piktograf juga digunakan dalam menulis dan sistem grafis.

Contoh :

(Contoh diambil di Lombok City Center)

2. Ideograph

Ideogram (dari bahasa Yunani: ἰδέα yang berarti "ide" dan γράφω yang berarti "menulis") adalah simbol grafis yang mewakili ide daripada sekelompok huruf. Para ahli berpendapat bahwa ideogram ini telah dipakai sejak zaman purbakala di dataran eropa dan tetap menjadi bagian dari budaya manusia lebih dari 3000 tahun.
Ideogram ini, dalam berbagai budaya memiliki arti yang kurang lebih sama: keabadian, kesejahteraan dan erat hubungannya dengan keseimbangan unsur hubungan ketuhanan dengan hubungan sesama (horizontal & diagonal). Dalam beberapa budaya, ideogram ini dilambangkan sebagai icon dewa matahari dan dewa petir.

Contoh : 

Rabu, 06 April 2016

Kelebihan dan Kekurangan dari Alat Seni Cetak

Kelebihan dan Kekurangan Mencetak dengan Alat Teknik Cetak Saring


Banyak yang tanya... beda nya sablon kaos yang manual, digital, direct to garment apa si?? here we go... kaoskatakata akan mencoba sharing2 sedikit....tapi di sini kita belum bahas alat sablon nya dari masing-masing jenis sablonnya.. :)



Sablon MANUAL

kelebihan :
1. Warna sablonan tidak cepat pudar, tergantung tinta yang digunakan
2. Bisa menggunakan teknik timbul / busa
3. Untuk pemesanan massal, biaya sablon lebih murah
kekurangan :
1. Kurang bagus untuk menyablon foto / gambar yang berwarna-warni
2. Proses pengerjaan yang lebih lama karena ada proses pembuatan film afdruk, penyablonan, penjemuran, dsb.
3. Tidak bisa mengerjakan kaos dalam jumlah satuan, harus ada minimal order karena biaya sablon untuk satuan relatif besar.
4. Biasanya setelah dicuci berulang kali dan dipakai beberapa bulan, gambar akan mengalamai keretakan.


Sablon DIGITAL
kelebihan :
1. Warna yang dihasilkan lebih variatif.
2. Bisa menyablon foto/gambar yang berwarna-warni.
3. Proses pengerjaan bisa lebih cepat, karena menggunakan media kertas transfer (transfer paper).
4. Lebih cepat kering setelah proses "pengepressan" dengan mesin press digital.
5. Bisa membuat kaos satuan tanpa batas pemesanan.
kekurangan :
1. Gambar/foto tidak tahan lama (cepat pudar), karena bergantung pada kualitas kertas transfer dan tinta untuk mencetak foto di kertas transfer.
2. Harga bisa lebih mahal, karena mahalnya kertas transfer dan investasi pada mesin press serta printernya.
3. Kaos yang digunakan tidak bisa variatif, hanya beberapa jenis kaos yang cocok digunakan untuk sablon digital ini seperti katun combed.
Alasannya karena kaos bahan katun combed menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi daripada jenis bahan lainnya seperti
kaos bahan TC ataupun PE, untuk menutupi biaya sablon digital ini.
4. Luas / areal sablon digital tidak bisa lebih besar dari luas kertas transfer yang umumnya berukuran A4.


DTG (Direct To Garment)
secara general ini mengambil segala kelebihan dan menutupi kekurangan sablon MANUAL

kelebihan :
1. Punya semua kelebihan sablon DIGITAL, tetapi tidak menggunakan media transfer kertas (transfer paper) tetapi langsung dicetak di atas kaos / bahan garment
2. Menggunakan tinta khusus tekstil yang tahan lama
3. karena tidak meggunakan transfer paper, kualitas dan ketahanan cetakan setara dengan sablon manual
4. Bisa cetak satuan, tanpa minimum order
5. Prose pengerjaaan 1 kaos hanya 10 menit.

kekurangan :
1. Biasa nya hanya bisa digunakan di kaos berwarna terang
2. Area masih terbatas 42x21 cm



Kelebihan dan Kekurangan Mencetak dengan Alat Teknik Cetak Tinggi


Kekurangan :

  •  Meski mudah digunakan  tapi menyita waktu
  •  Kurang Praktis tinta ambi lagi-ambil lagi  
  •  Hanya  Memiliki satu warana
  •  Hasil kurang bagus 

Teknik Cetak dalam
Teknik cetak dalam adalah salah satu teknik seni grafis dengan menggunakan acuan cetak dari logam tembaga. Teknik pembuatan cetak dalam yaitu dengan ditoreh ataau digores langsung. Ada pula yang menggunakan larutan senyawa asam nitrit yang bersifat korosit terhadap logam tembaga.
Seni grafis cetak dalam terbagi ke dalam beberapa bagian, yaitu engraving, etsa, mezzotint, dan drypoint.
1. Engraving
Engraving dikembangkan di Jerman sekitar tahun 1430 dari ukiran halus yang digunakan para tukang emas untk mendekorasi karya mereka. Untuk melakukan teknik ini seseorang harus memiliki keterampilan karena harus menggunakan alat yang disebut burin. Penggunaan alat ini dianggap cukup rumit.
2. Etsa
Etsa merupakan teknik cetak yang menggunakan media cetak berupa lempengan tembaga. Untuk pembuatan klise acuan dilakukan dengan penggunaan larutan asam nitrat yang bersifat korosit terhadap tembaga. Jika disbanding dengan engraving, etsa memiliki kelebihan. Tidak seperti engraving yang memerlukan keterampilan khusus pertukangan logam, etsa relative mudah dipelajari oleh seniman yang terbiasa menggambar. Hasil cetakan etsa umumnya bersifat linear dan seringkali memiliki kontur yang halus.
3. Mezzotint
Mezzotint merupakan cetak dengan plat logam yang terlebih dulu dibuat kasar permukaannya secara merata. Gambar dibuat dengan mengerok halus permukaan logam yang akan membuat efek gelap ke terang. Gambar juga dapat dibuat dengan menggunakan bagian tertentu saja, bekerja dari warna terang ke gelap. Alat yang digunakan untuk metode ini adalah rocker.
4. Drypoint
Drypoint merupakan variasi dari engraving. Teknik ini disebut goresan langsung menggunakan alat runcing. Goresan drypoint akan meninggalkan kesan kasar pada tepi garis. Kesan ini member cirri kualitas garis yang lunak dan kadang – kadang berkesan kabur. Drypoint hanya berguna untuk jumlah edisi yang sangat kecil. Sekitar sepuluh sampai dua puluh karya, karena tekanan alat press dengan cepat merusak kesa kabur yang telah dibuat. Untuk mengatasinya penggunaan electro plating telah digunakan sejak abad 19 M untuk mengeraskan permukaan plat.

Sejarah Bahasa Aksara di Pulau Lombok

Sejarah Aksara di Pulau Lombok

Pendahuluan
Mungkin kita anak-anak muda generasi  modern sasak ada yang tidak tahu tentang aksara sasak tapi hampir sepertinya tau karna telah masuk pada materi muatan lokal di sekolah-sekolah dasar sampai menegah atas. Sedikit mengulas lagi tentang aksara sasak dan melihat beberapa perbedaan dengan aksara Jawa.

Aksara
Berdasarkan asal usul-usul serta pemakaian naskah di dalam naskah lontar baik berbahasa Sasak maupun berbahasa jawa (Kawi), aksara Jejawan/aksara Sasak dibedakan atas tiga kelompok yaitu :
1. Aksara Carakan ( Sasak; Aksara Baluq Olas )
2. Aksara Swalalita
3. Aksara Rekan
1.1 Aksara Carakan
Asal usul aksara Jejawan/sasak adalah dari Aksara Jawa, dari segi pelafalan berjumlah 20 buah dengan urutan : ha , na , ca , ra , ka ,da , ta ,sa , wa , la , pa , dha , ja , ya , nya , ma , ga , ba , tha , nga.
Yang diserap ke dalam aksara Jejawan/Sasak hanya 18 buah dan disebut aksara Baluq Olas dengan tata urutan sebagai berikut :

1.2 Aksara Swalalita
Yaitu aksara yang dipakai untuk tulis menulis dalam naskah-naskah lontar Sasak baik naskah berbahasa Sasak maupun berbahasa Jawa (Kawi). Aksara Swalalita terdiri atas :
Huruf Vokal ( Aksara Swara )
Huruf Konsonan ( Aksara Wyanjana )
Contoh aksara sawara :

Aksara Swara ini digunakan bila ia berdiri di depan serta menyatakan nama diri, nama tempat, nama haria dll. Aksara Swara ini juga berkedudukan sebagai Aksara Murdha, yang jika dialih aksarakan ke huruf latin-indonesia menjadi huruf Kapital, kecuali le. Contoh :

Aksara Swara : i , u , e , o , dan e, apabila melekat pada aksara Wyanjana maka aksara Swara berubah menjadi sandarangan bunyi dengan bentuk-bentuk tertentu serta penempatannya ada di atas, di bawah, di depan atau di belakang, seperti berikut :

Aksara Wyanjana : h, r , ng berada pada akhir suku kata, berubah menjadi sandangan bunyi dan berfungsi untuk mematikan suku. Sedangkan ” ra ” dan ” re ” untuk menghidupkan suku.

Aksara Carakan ( aksra baluq olas ) secara lahiriah telah mengandung bunyi vocal ” a ” , serta merupakan satu suku. Apabila belum mengandung bunyi vocal ” a ” ( h, n, c dst. Bukan ha, na, ca dst.) disebut Aksra Legena.

Dari tabel aksra Wyanjana di atas jelaslah dapat di ketahui pemakaian aksara Wyanjana pada naskah lontar sasak yang berbahasa Kawi dengan naskah lontar yang berbahasa Sasak.
Keterangan tambahan :
KANTYA adalah suara vocal atau konsonan yang dihasilkan dengan mendekatkan lidah kepada guttur (kantha) yaitu bagian langit-langit dekat kerongkongan. Terdiri atas : a, ka, kha, ga, gha, nga.
TALAWYA adalah suara vocal atau konsonan yang dihasilkan dengan mendekatkan lidah kepada palatum (talu) yaitu langit-langit lembut. Terdiri atas : i, ca, cha, ja, nya,.Talawya juga disebut Aksara Kalpaprana yaitu aksara yang lahir dari articulator tengah lidah yang disertai hembusan nafas kecil.
MURDHANYA adalah suara vocal atau konsonan yang dihasilkan dengan mendekatkan lidah kepada langit-langit keras (murdha atau ceberum). Terdiri atas : ta, da, na, re.
DANTYA adalah suara vocal atau konsonan yang dihasilkan dengan menyentuhkan ujung lidah kepada lengkung kaki gigi atas ( dental atau danta ). Terdiri atas : ta, tha, da, dha, na, la.
OSTHYA adalah suara vocal atau konsonan yang dihasilkan dengan mendekatkan kedua bibir ( labial atau ostha ). Terdiri atas : u, pa, pha, ba, bha, ma. Osthya juga disebut aksra Maharaprana yaitu aksara yang mendapat hembusan nafas besar.
ARDHASWARA adalah bunyi setengah vocal dan setengah konsonan ( semivokal atau antyaswara). Tersiri atas : ya, ra, la, wa.
USNA adalah bunyi desis ( sibilant atau asthiswara). Terdiri atas : ça, sha, sa .
WISARGA adalah bunyi yang terjadi dengan adanya hembusan nafas serta tidak memiliki daerah artikulasi (aspirat).
GLOTAL STOP adalah bunyi yang dihasilkan dengan jalan menutup rapat hembusan nafas pada rongga mulut.
Dengan adanya lambing bunyi Glotal Stop yaitu (‘/q) maka dapat diketahui bahwa aksara Wyanjana yang dipakai sebagai alat tulis menulis dalam bahasa sasak berjumlah 19. Hal ini pula yang membuktikan bahwa Aksara Jejewan/Sasak menunjukkan cirri tersendiri dalam melambangkan bunyi.
Aksara Murdha
Aksara Wyanjana yang diberi tanda o> tergolong aksara murdha. Menurut Kamus Jawa Kuna-Indonesia karangan L. Mardiwarsito, murdha memiliki dua pengertian yaitu :
Kepala
Langit-langit keras, daerah terjadinya bunyi.
Aksara murdha di Jawa diidentikkan dengan huruf Kapital, berarti mengacu kepada pengertian ” kepala “. yang perlu diketahui, dalam penulisan , aksara murdha tidak selalu berada di awal kata, melainkan bias di tengah atau dibelakang. Namun dalam pengalihan aksara ke huruf latin menjadi capital.
Dalam khaznah naskah lontar Sasak, aksara murdha umumnya hanya terpakai pada naskah lontar Sasak yang berbahasa Jawa ( kawi ) berbeda halnya dengan naskah lontar Sasak yang berbahasa Sasak, tidak mengenal pemakaian aksara murdha.
Yang membedakan aksara Jejawan ( sasak ) dengan aksara Jawa atau Bali adalah bunyi Glotal Stop yang dilambangkan dengan aksara …… .Berdsarkan pengamatan penulis ( red. Argawa ) untuk sementtara ini, aksra Jejawan dalam bahasa Sasak tidak mengenal pemakaian ……. Sebagai aksara Murdha, melainkan sebagai aksara Glotal Stop.
Contoh pemakaian aksara Murdha :

1.3 Aksara Rekan
Adalah aksara buatan untuk melambangkan bunyi dalam bahasa Arab. Bentuk aksara Rekan tetap diambil dari aksara carakan yang mirip dengan bunyi dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan membubuhi tanda titik 3 buah di atasnya.

Angka
Bentuk-bentuk angka dalam aksara Jejawan, mulai satuanm puluhan, dan ratusan adalah sebaga berikut :